Mamalia Seukuran Kucing ini Hidup Setelah Kepunahan Dinosaurus


Penelitian yang diterbitkan di Journal of Systematic Palaeontology pada 17 Agustus 2021 berjudul "New earliest Paleocene (Puercan) periptychid ‘condylarths’ from the Great Divide Basin, Wyoming, USA", menggambarkan penemuan tiga spesies baru makhluk purba dari awal mamalia modern, dan mengisyaratkan evolusi cepat segera setelah kepunahan massal dinosaurus.

Mamalia prasejarah ini berkeliaran di Amerika Utara selama Zaman Paleosen paling awal, hanya dalam beberapa ratus ribu tahun dari batas Kapur-Paleogen yang memusnahkan dinosaurus. Penemuan mereka menunjukkan mamalia terdiversifikasi lebih cepat setelah kepunahan massal daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Ini merupakan temuan baru dalam sains, makhluk yang ditemukan adalah Miniconus jeanninae, Conacodon hettingeri, dan Beornus honeyi. Mereka berbeda dalam ukuran, mulai dari kucing rumah modern, yang jauh lebih besar dari kebanyakan tikus hingga mamalia seukuran tikus yang hidup sebelumnya bersama dinosaurus di Amerika Utara. Masing-masing spesies memiliki serangkaian fitur gigi unik yang berbeda satu sama lain.


Ahli paleontologi dari University of Colorado di Boulder menemukan spesies ini di lokasi dasar sungai kuno di Wyoming selatan. Penemuan ini menunjukkan seperti apa Amerika Utara bagian barat setelah kepunahan dinosaurus.

Untuk mengisi kekosongan, para ilmuwan menggali koleksi fosil condylarth, sebagian besar potongan tulang rahang dan gigi, yang mereka kumpulkan dari Great Divide Basin Wyoming pada tahun 2000-an. Saat ini, situs tersebut adalah sebidang tanah yang kering dan semak belukar tidak jauh dari kota Rawlins.

Condylarth adalah kelompok mamalia yang paling melimpah di Amerika Utara. Berdasarkan bentuk giginya, ketiga spesies baru tersebut kemungkinan merupakan omnivora yang memakan daging dan tumbuhan.

Para ilmuwan memeriksa fosil gigi dan rahang mamalia ini. Mereka menemukan bahwa spesies tersebut termasuk dalam kategori ungulata primitif yang secara informal disebut “Condylarths.” Condylarth awal diyakini seukuran kucing rumahan. Spesies ini hidup dalam 328.000 tahun pertama atau lebih setelah dinosaurus menghilang, waktu yang dikenal sebagai zaman Puercan awal.

Beornus honeyi, secara khusus dinamai sebagai penghormatan kepada karakter The Hobbit Beorn, karena penampilan geraham (gigi pipi) yang mengembang (bengkak). Kelompok baru ini termasuk dalam koleksi beragam mamalia berplasenta yang disebut ungulata purba (atau condylarth), nenek moyang primitif mamalia berkuku saat ini (misalnya, kuda, gajah, sapi, dan kuda nil).

Para ilmuwan juga menemukan dua spesies baru lainnya dari wilayah yang sama- Miniconus Jeannine dan Conacodon Hettinger. Ketiga spesies ini termasuk dalam famili Periptychidae.

“Banyak ahli paleontologi berasumsi bahwa, selama Puercan awal, sebagian besar wilayah Barat adalah rumah bagi segelintir spesies mamalia umum yang sama, semua seukuran hewan pengerat. Tetapi temuan fosil baru ini menunjukkan bahwa mamalia mungkin telah mulai menyebar ke seluruh wilayah, mengembangkan tipe tubuh yang lebih besar dan lebih terspesialisasi, lebih awal dari yang diduga para peneliti,” kata Jaelyn Eberle, kurator fosil vertebrata di Museum Sejarah Alam CU dan profesor ilmu geologi, seperti yang dilaporkan Tech Explorist.

“Melihat beberapa menit geologis pertama Puercan adalah kunci untuk memahami evolusi mamalia selama jutaan tahun berikutnya, termasuk asal usul ordo mamalia saat ini,” ujarnya.


Seukuran marmut atau kucing rumahan, Beornus honeyi adalah yang terbesar; Conacodon hettingeri mirip dengan spesies lain dari Conacodon, tetapi berbeda dalam morfologi geraham terakhirnya, sedangkan Miniconus jeanninae berukuran serupa dengan 'condylarths' Paleosen awal yang kecil dan paling awal, tetapi dibedakan oleh tonjolan kecil pada gerahamnya yang disebut parastylid.

"Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa dalam beberapa ratus ribu tahun pertama setelah kepunahan dinosaurus ada keanekaragaman spesies mamalia yang relatif rendah di seluruh Interior Barat Amerika Utara, tetapi penemuan tiga spesies baru di Great Divide Basin menunjukkan diversifikasi cepat setelah kepunahan," kata penulis utama Madelaine Atteberry dari Departemen Ilmu Geologi Universitas Colorado di AS.

“'Condylarth' periptychid baru ini hanya merupakan persentase kecil dari lebih dari 420 fosil mamalia yang ditemukan di situs ini. Kami belum sepenuhnya menangkap tingkat keanekaragaman mamalia di Paleosen awal, dan memprediksi bahwa beberapa spesies baru akan  dideskripsikan," pungkasnya.

Comments

Popular posts from this blog

Sebesar Dinosaurus, Penemuan Burung Gajah Terbesar dari Madagaskar

Tak Disangka, Kura-Kura Purba Ternyata Bertahan dari Hantaman Asteroid

Hiu Goblin dari teluk Tokyo